Rabu, 18 Desember 2013

DEPRESIASI

PENGERTIAN DEPRESIASI

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
Depresiasi didasarkan pada 3 faktor :
 1. harga perolehan : biaya yang dikeluarkan sampai aktiva siap digunakan
 2. nilai sisa : jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual atau ditarik dari penggunaannya
 3. masa manfaat : jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.
 a. factor fisik contoh : kerusakan
 b. factor ekonomi, yaitu: 1) ketidaklayakan : apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi    perusahaan tertentu karena permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat.2) penggantian, penggantian suatu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien.

METODE DEPRESIASI

Metode garis lurus ini tepat digunakan apabila manfaat ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut setiap periode sama. Sehingga, apabila metode garis lurus ini menghasilkan beban penyusutan yang jumlahnya sama setiap periode, maka akan terjadi pembandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya. Karena manfaat ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap setiap periode sama ini akan menghasilkan pendapatan yang sama setiap periode. Alasan tambahan yang mendukung metode garis lurus ini adalah apabila biaya pemeliharaan setiap periode sama. Sehingga pembandingan yang tepat dapat dilakukan dengan membandingkan biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan yang tetap periode dengan pendapatan yang juga sama setiap
Rumus untuk menghitung penyusutan ini adalah:
Beban Penyusutan = HP-NS
                                     UE
HP       = Harga Perolehan
NS       = Nilai Sisa / Residu
UE       = Umur Ekonomis
Contoh:
Harga perolehan sebuah mesin Rp. 32.000.000,-
Umur ekonomis mesin tersebut ditaksir 5 tahun, dan nilai sisa ditaksir Rp. 8.000.000,-
Hitunglah:
a.    Beban penyusutan setiap tahun
b.    Tarif penyusutan setiap tahun
Jawab:
a.Besarnya beban penyusutan setiap tahun
= Rp. 32.000.000 – Rp. 8.000.000  = Rp 4.800.000,-
                             5
b.     Tarif penyusutan tiap tahun = Rp. 4.800.000,-
                       
a.      Tarif penyusutan tiap tahun
                   4.800.000        
=                                               x 100% = 20%
     32.000.000 – 8.000.000

METODE JUMLAH ANGKA TAHUN ( sum of year deprecation )

Metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis lurus yaitu taksiran nilai buku aktiva (Nilai perolehan-taksiran residu). Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai berikut. Apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10.
harga perolehan – nilai sisa x pecahan angka tahun = biaya depresiasi 
Jumlah depresiasi dihitung berdasarkan pada serangkaian angka pecahan yang denominator atau penyebutnya diambil dari jumlah rentetan angka tahun tersebur. Angka tahun yang terbesar digunakan sebagai numerator atau pembilang dari angka pecahan untuk depresiasi tahun pertama.

METODE UNIT PRODUKSI (unit of production method)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga penyusutan tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. Penyusutan dihitung sebagai berikut :
Penyusutan per tahun = jml produksi  setahun x penyusutan per unit
penyusutan per unit = (harga perolehan-nilai residu)/taksiran jml produksi

Contoh :
Sebuah mesin pabrik mempunyai harga perolehan sebesar Rp 55.000.000,00 diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 5.000.000,00 serta diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 tahun sebagai berikut :
Tahun Ke-1 = 15.000 unit
Tahun Ke-2 = 12.500 unit
Tahun Ke-3 = 10.000 unit
Tahun Ke-4 = 7.500 unit
Tahun Ke-5 = 5.000 unit
Maka besarnya penyusutan adalah :
Penyusutan per unit  = (Rp.55.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00)/50.000
= Rp. 1.000
Depresiasi dihitung berdasarkan pada unit output atau unit produksinya missal jam, kg
depresiasi = depresiasi perunit x pemakaian
depresiasi = harga perolehan – nilai sisa x pemakaian
umur taksiran (dalam unit) 

DEPLESI

Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi. Deplesi digunakan khusus untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dsbnya. Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari Beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil yang akan diperoleh.
 
KRITERIA BARANG TERKENA DEPRESIASI

Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut :
Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan. Harus mempunyai umur manfaat tertentu dan umurnya harus lebih lama dari satu tahun. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/kehancuran, usang atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya. Bukan inventaris, properti investasi, persediaan atau stok penjualan.
Properti yang dapat didepresikan dikelompokkan menjadi :
Nyata (tangible) : dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis, serta properti riil seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
Tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

DAFTAR PUSTAKA :
wordpress.com/2013/11/29/depresiasi-dan-deplesi/
rhadenfatul.blogspot.com/2013/11/depresiasi